Monday, March 10, 2008

Sebagian Kisah di Ajang Internasional

Bosan dengan tulisan-tulisan serius? hehe. Berikut saya akan coba menuangkan sekilas bagian perjalanan hidup saya. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kawan-kawan.
Salah satu hobby saya ialah travelling (dalam rangka menimba pengalaman dan hikmah). Dari sekian perjalanan yang saya lakukan, baik di dalam dan luar negeri, saya masih merasa sangat tidak cukup sebab bumi Allah masih sangat luas sekali untuk dipijak :). Nah, cerita berikut adalah bagian dari perjalanan ke Malaysia dan Filipina. Selamat menikmati :D
Satu tahun yang lalu diadakan 2nd ASEAN Student Leaders Summit and Cultural Festival 2007 di Filipina. Acara ini diadakan mulai tanggal 22-26 Januari 2007 di Pampanga, Filipina dengan melibatkan Negara-negara anggota ASEAN serta Negara partner ASEAN yakni Korea Selatan, Cina dan Macau.
Agar diketahui sekilas bahwa Filipina merupakan koordinator ASEAN saat itu. Filipina merupakan negara kepulauan seperti Indonesia dengan jumlah pulau sebanyak 7.107 buah. Bahasa resmi Filipina adalah Filipino (tagalog) dan English. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang luas digunakan di Filipina, termasuk dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Mata uang Filipina adalah Peso, yang terbagi menjadi 100 centavos. Apabila dilihat dari nilai tukar mata uang, maka Peso lebih tinggi daripada Rupiah (1 peso sekitar 50 rupiah). Namun nilai tukar tersebut tidak dapat dijadikan ukuran perbandingan apakah suatu negara lebih maju atau tidak daripada negara lain, karena yang paling penting adalah stabilitas nilai mata uang.

Acara tersebut didanai oleh ASEAN Foundation. Lembaga tersebut merupakan salah satu badan ASEAN yang berfungsi mendanai dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan diantara anggota ASEAN, termasuk kegiatan pemuda. Tema dari kegiatan tersebut ialah Awareness and Unity Among ASEAN Youth, untuk itu tujuan dari acara tersebut ialah memberikan dan membentuk wawasan, pengetahuan dan kesatuan diantara pemuda-pemuda ASEAN. Metodologi yang digunakan dalam acara tersebut ialah workshop, diskusi dan seminar yang dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi dari tiap peserta untuk berkontribusi dalam membuat solusi atas suatu permasalahan dikalangan pemuda ASEAN pada umumnya. Adapun beberapa tema yang akan didiskusikan antara lain adalah sebagai berikut :

ü Visi dan kebijakan dalam pembangunan kesadaran ASEAN diantara pemuda

ü Tanggungjawab umum dan kesadaran akan ASEAN

ü Pemuda dan wirausaha

ü Semangat Sukarelawan dan Tanggungjawab Sosial

ü Jaringan dan Info Pertukaran diantara Pemuda ASEAN

ü Peran Pemuda ASEAN dalam Perubahan di ASEAN

ü Cita-cita para Pemimpin ASEAN

Acara ini relatif mendadak diberitahukan dari pemerintah/kedubes kepada pihak universitas. Surat dari pihak kedubes sampai ke ITB sekitar 2 pekan sebelum acara. Dari Indonesia terdapat 10 delegasi, 4 diantaranya (termasuk saya) dibiayai oleh ASEAN Foundation. Untuk ticket, karena tidak ada pesawat yang langsung ke Filipina, maka harus memilih pesawat yang transit terlebih dahulu di Singapura atau Malaysia pada tanggal penerbangan 21 Januari. Dikarenakan untuk pesawat yang transit ke Singapura biaya tiketnya lebih mahal, maka saya memilih pesawat yang transit ke Malaysia.

Pada tanggal 21 Januari, pagi hari saya berangkat ke bandara Husein Sastranegara, Bandung. Pesawat Air Asia berangkat sekitar pukul 9 pagi dan sampai di Malaysia sekitar pukul 1 siang waktu Malaysia, untuk kemudian saya akan “terbang” kembali ke Pampanga, Filipina esok paginya pada tanggal 22 Januari sekitar pukul 7 pagi waktu Malaysia. Terus terang, ini adalah pertama kalinya saya “terbang”. Untuk itu masih agak sedikit khawatir, terlebih tidak beberapa lama sebelumnya terjadi peristiwa pesawat Adam Air yang “hilang”. Ketika pesawat take off, kepala agak pusing karena mugkin baru pertama kalinya. Sampai di”udara” pesawat terkadang “gemetar”, dan hal itu membuat saya khawatir, bahkan sempat beberapa kali memasuki cuaca buruk. Namun Alhamdulillah, kekhawatiran-kekhawatiran tersebut dapat diminimalisir seiring dengan berjalannya waktu.

Sampai di Malaysia pada tanggal 22 Januari pukul 13, saya langsung mencari hotel yang murah dan dekat. Namun ditawarkan oleh supir taksi untuk booking hotel yang murah di kota Kuala Lumpur agar bisa jalan-jalan, karena daerah dekat bandara tidak ada ‘sesuatu’ yang dapat dilihat kecuali kebun sawit. Akhirnya saya meng-iyakan supir taksi tersebut. Perjalanan dari KLIA (Kuala Lumpur International Airport) ke kota KL kurang lebih memakan waktu 1 jam. Sampai di hotel yang relatif murah di tengah kota KL. KL city adalah kota yang tidak lebih besar dibanding Jakarta, hanya saja lebih rapih dan teratur. Semalam di KL city, pengalaman yang sangat berharga. Berjalan-jalan di Twin Towers, KL Tower, lalu keliling-keliling dengan menaiki mono rail. KL city merupakan kota yang ‘hidup’, sampai dengan tengah malam masih ramai, terutama turis asing. Adapun etnis yang paling banyak terdapat di KL dan Malaysia pada umumnya ialah etnis Melayu, Cina dan India. Mereka semua masih memegang budaya aslinya dan terlihat saling menghargai satu sama lain.

Esok paginya saya dijemput kembali untuk ke bandara oleh taksi yang mengantar saya ke hotel di KL city. Pesawat Air Asia yang akan saya naiki berangkat pada pukul 7.15 menuju Pampanga, Filipina. Akhirnya sampai di KLIA pukul 6.45. Namun ternyata ‘gate’ untuk Air Asia Flight sudah ditutup L. Saya baru tahu kalau gate tersebut tutup 45 menit sebelum pemberangkatan. Jadi....saya harus membeli tiket lagi untuk pemberangkatan esok harinya serta mencari hotel yang benar-benar dekat dengan bandara. Akhirnya untuk hari kedua saya masih berada di Malaysia, namun kali ini di daerah Sepang. Daerah yang tidak seramai KL, namun cukup terkenal dengan sirkuit F1 nya.

Tanggal 23 jan akhirnya saya bisa ‘terbang’ ke Filipina, karena sudah berpengalaman, maka sudah tidak merasa khawatir J. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam. Sampai Pampanga sekitar pukul 11 waktu Filipina. Ternyata Pampanga, Filipina tidak lebih baik daripada Bandung, hal itu terlihat selama perjalanan darat dari bandara Clark, Pampanga, Filipina menuju lokasi acara. Agak panas seperti Jakarta, kurang rapih. Sampai lokasi, saya langsung menuju ruang acara karena sudah telat 1 hari. Selama acara cukup banyak mengenal kawan2 yang berasal dari negara-negara ASEAN serta Korea Selatan, China dan Macau. Kami juga saling bertukar informasi mengenai kondisi dan budaya masing-masing negara. Hampir tiap hari sampai dengan pukul 8 malam diisi dengan seminar dan diskusi kelompok secara terstruktur terkait dengan isu-isu kepemudaan di ASEAN. Acara sampai dengan tanggal 26 Jan, dan kami pun serta panitia sudah menyiapkan closing ceremony yang merupakan penampilan dari budaya masing-masing negara. Namun sayang, saya tidak bisa sampai akhir acara, karena pada tanggal 27 saya sudah harus di Jakarta untuk sidang MWA. Maka saya ambil flight tanggal 26 pagi menuju KL-Jakarta, dengan transit di KLIA sekitar 4 jam. Tanggal 25 adalah hari terakhir saya di Pampanga, maka saya berinisiatif untuk jalan-jalan sekaligus mencari oleh-oleh. Ternyata disini cukup banyak prostitusi dan juga gay (termasuk di universitas-universitas). Menurut kawan-kawan dari Filipina diantara 10 laki-laki terdapat 1 orang gay (hehe serem euy). Walaupun kami (saya dan rekan-rekan dari berbagai negara) hanya mengenal sekilas, namun terlihat sudah cukup akrab, dan kami pun berkomitmen untuk terus menjalin komunikasi. Di akhir acara pada tanggal 26 akan ada deklarasi, tiap negara diwakili 1 orang untuk menyusun deklarasi ASEAN Youth Leaders. Saya ditunjuk oleh kawan-kawan dari Indonesia untuk menjadi wakil Indonesia dalam menyusun deklarasi tersebut, namun dikarenakan saya harus pulang pada 26 pagi, maka penyusunan deklarasi tersebut saya serahkan kepada kawan saya dari HI UI, saya hanya menitipkan agenda terkait pemberantasan korupsi khususnya perjanjian ekstradisi dengan singapura serta isu pendidikan. Deklarasi ini yang kemudian dijadikan sebagai salah satu rekomendasi dari para pemuda untuk ASEAN. Akhirnya saya pun meninggalkan Pampanga pada pukul 10 menuju KL-Jkt. Sampai Jakarta pukul 9 malam dengan selamat. Alhamdulillah, cukup banyak pengalaman dan kawan yang diperoleh disana. Oh iya ada satu lagi, sebelum saya pergi meninggalkan Filipina, sempat membuat deal tidak tertulis dengan kawan-kawan dari berbagai negara untuk senantiasa menjaga komunikasi kami agar kelak suatu saat nanti dapat bermanfaat bagi masing-masing negara dan regional ASEAN karena student now, leader tomorrow.

Sekian sebagian cerita dari perjalanan di 2nd ASEAN Student Leaders Summit and Cultural Festival 2007. Sebenarnya masih ada lagi, tapi.......nanti aj lagi yaaa... J

Cerita selanjutnya (tunggu tanggal mainnya).....ASEANpreneurs Youth Leaders Exchange 2008, Singapore...(Ajang kedua di dunia internasional :D)

No comments: