Salah tafsir dan salah amal terhadap Islam merupakan penyakit utama yang menyerang umat Islam saat ini. Pandangan yang salah ini menafsirkan bahwa Islam adalah agama Muhammad atau agama yang sama dengan agama-agama lain seperti Hindu, Budha, Nasrani serta kepercayaan-kepercayaan lainnya. Bila agama atau kepercayaan itu hanya menekankan sebagian masalah kehidupan saja, seperti tata cara beribadah, maka Islam pun dianggap hanya agama yang mengatur tata cara beribadah kepada Allah swt. Islam dipersepsikan tidak menjelaskan bagaimana kehidupan di dunia ini. Islam dilihat hanya sebagai agama akhirat yang tidak perlu membicarakan masalah politik, ekonomi, kemasyarakatan, dsb.
Islam sebagai agama Allah disamakan dengan paham atau isme buatan manusia lainnya. Sayangnya cara pandang ini juga terdapat pada sebagian umat islam. Akibatnya Islam semakin jauh dari fitrahnya. Padahal Islam yang fitrah seharusnya sesuai dengan manusia yang juga diciptakan secara fitrah, menentang islam berarti menentang dirinya sendiri. Melawan alam semesta berarti mengingkari Allah swt.
Islam semestinya dijadikan sebagai panduan bagi kehidupan. Islam tidak hanya dipandang sebagai aqidah, tapi juga akhlak, tingkah laku, perasaan, keluarga dan masyarakat. Islam tidak dapat disamakan dengan agama lainnya karena Islam adalah diin yang benar. Islam memiliki ciri dan sifat- ad-diin sifat tertentu yang menggambarkan kehidupan manusia secara keseluruhan. Islam sebagai agama yang mengatur hidup seperti makan, minum, tidur hingga urusan bernegara.
Diin artinya ketundukan. Ketundukan atau ketaatan seorang muslim terhadap Allah dan rasul-Nya hukumnya adalah mutlak. Diantara pandangan yang perlu ditekankan adalah Islam sebagai agama Allah yang bermakna dan berbeda dengan pengertian agama buatan manusia atau faham kehidupan lainnya. Dengan demikian Islam adalah ad-diin yang menyeluruh, lengkap dan sempurn, merupakan ad-diin yang dapat mengatur kehidupan manusia secara keseluruhannya. Pengertian Islam yang benar seperti kedamaian dan keselamatan adalah misi yang mewarnai Islam dan bukan wajah yang penuh kekerasan atau peperangan seperti yang selama ini dipandang oleh pihak barat.
Islam adalah agama para rasul dan nabi seluruhnya. Dari semenjak Adam hingga risalah Nabi Muhammad saw, yang menjadi pamungkas risalah-risalah Allah. Allah swt telah menegaskan hal ini dalam Al-Qur’an.
Dia menyatakan melalui lisan Nabi Nuh a.s sebagai berikut : ”....dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya).” (QS Yunus : 72)
Melalui lisan Nabi Ibrahim dan Ismail a.s, ”Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan patuh kepada Engkau....” (QS Al-Baqarah : 128).
Juga wasiat Nabi Ya’qub r.a kepada anak-anaknya, ”Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS Al-Baqarah : 132). Dan masih banyak lagi firman Allah yang terkait dengan hal ini.
Islam adalah pedoman dalam seluruh aspek kehidupan politik, social dan budaya yang meliputi dimensi ruang dan waktu. Islam merupakan ajaran yang universal. Perbedaan antara Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw dengan risalah rasul lainnya adalah : Islam yang dibawa Nabi terdahulu bersifat local dan hanya untuk kaumnya saja. Tetapi Islam yang diturunkan oleh Nabi Muhammad saw untuk seluruh manusia rahmatan lil’alamin (rahmat semesta alam). Karena itu hukum Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw berlaku untuk semua, baik muslim maupun non muslim.
Sifat Islam
1. Diin Al-Kaamil (Agama Yanng Sempurna)
Islam sebagai ad-diin yang sempurna telah difirmankan oleh Allah swt pada saat-saat terakhir kehidupan Nabi Muhammad saw. Suatu tanda Nabi akan meninggal adalah Islam sudah sempurna diturunkan kepada Nabi. Kesempurnaan ini mengambarkan kelengkapan Islam sebagai agama yang dapat mengatur kehidupan manusia.
2. Diin An-Ni’mah (Agama pembawa kenikmatan)
Banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada kita apakah secara batin ataupun lahir misalnya nikmat ketenangan , kebahagiaan, kedamaian dan nikmat akal, mata, telinga, dsb. Selain itu Allah swt juga memberikan kenikmatan dengan menyediakan apa saja yang ada di langit dan di bumi.
3. Diin Ar-Ridhaa (Agama yang membawa keridhaan)
Islam menghendaki umatnya untuk senang, tidak ragu, dan menerima Islam serta menujukkan komitmennya terhadap Islam. Keridhaan kita kepada Islam perlu dibuktikan dengan komitmen seperti janji sehingga amal-amal yang dilaksanakan dapat diterima oleh Allah swt.
4. Ad-Diin Al-Fithri (Agama Fitrah)
Islam sebagai agama fitrah memberi arti Islam itu sebagai agama yang sangat sesuai dengan keperluan dan keadaan manusia. Islam dengan perintah dan larangannya ditujukan untuk menjaga dan memelihara potensi fitrah manusia itu sendiri sehingga setiap muslim merasakan kesesuaian dan keselarasan dalam hidupnya. Contoh : menikah, dsb.
No comments:
Post a Comment